Sains

Teknologi

Humaniora

Recent Posts

Bermain Api dalam Demo Ekskul 2018

Juli 26, 2018 Add Comment icon tombol pengaturan
Pada Rabu, 18 Juli 2018 KIR SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan melaksanakan kegiatan Demo Ekstrakulikuler yang diselenggarakan oleh OSIS dan Sekolah dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk siswa baru tahun ajaran 2018/2019.

Tujuan diselenggarakan acara ini adalah untuk mengenalkan tiap-tiap ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 4 sehingga para-siswa baru dapat menyalurkan minat dan bakat mereka melalui kegiatan ekstrakulikuler.

Melalui kegiatan ini, KIR SMAN 4 memiliki tujuan untuk mendapatkan minat dan partisipasi dari siswa kelas X untuk bergabung kedalam Ekskul KIR.

Banyak sekali cara yang dilakukan dalam mempromosikan Ekskul KIR SMAN 4. salah satu diantaranya adalah dengan melakukan eksperimen ilmiah secara langsung yang melibatkan siswa kelas X, yaitu eksperimen memegang api.


(salah satu siswa mencoba eksperimen memegang api)


 (awas kebakaran boz, lol)

Kegiatan Eksperimen ini bertujuan untuk mengenalkan siswa baru tentang berbagai macam bahan-bahan kimia yang  biasa kita temukan dirumah yang dapat digunakan sebagai alat uji coba sederhana yang seru dan mengasyikkan.

Selain eksperimen memegang api, KIR SMAN 4 juga meluncurkan roket air, penerbangan drone, dan melakukan ujicoba smoke bomb.

Kegiatan demo ekskul KIR SMAN 4 akhirnya berjalan dengan lancar. diharapkan dengan promosi dalam demo ekskul ini banyak siswa kelas X ataupun siswa kelas XI yang tertarik untuk bergabung dalam Ekstrakulikuler KIR SMAN 4 Kota Tangerang Selatan di tahun 2018 ini.


 (sesi foto setelah selesai demo ekskul)


SARJANA SOSIAL MEDIA

April 21, 2018 Add Comment icon tombol pengaturan



Cantiara Syifa Nebula

SMAN 4 Kota Tangerang Selatan







Nama saya Chantiara Syifa Nebula, biasa disapa Chan. Saya adalah seorang siswi SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan. Akhir-akhir ini saya sedang dilanda keresahan, tentang orang-orang di sekitar yang sedang krisis kepedulian. Mereka sedang fokus pada sebuah benda kecil yang ada dalam genggaman. Mirisnya, mereka sedang sibuk kuliah. Ya, demi mendapatkan gelar sarjana, Sarjana Sosial Media. Menarik bukan? Mari kita buat ulasannya.


SARJANA SOSIAL MEDIA


Sudah tahu belum, kalau di jaman globalisasi ini telepon pintar menjadi barang yang lebih pintar dibanding penggunanya. Telepon pintar bukanlah kebutuhan tersier atau barang mewah lagi, bukan pula barang yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu. Mulai dari kalangan pemakan nasi basi hingga kalangan berdasi, mayoritas sudah memiliki barang mungil ini. Bahkan, mulai dari kalangan balita hingga manula, sudah tak mau kalah untuk menggunakannya. Seiring maraknya pengguna telepon pintar, ada yang ikut berkembang pesat pula, yang didukung oleh fasilitas-fasilitas telepon pintar. Ya, sosial media, tidak dapat dipungkiri juga ikut naik daun. Lalu? Sejauh mana pengaruhnya terhadap kehidupan?baiklah, mari ditelusuri satu per satu. 

Perihal sosial media, orang-orang seolah terbagi menjadi beberapa strata, menyerupai jenjang-jenjang pendidikan bahkan. Ada yang pemula, menengah, hingga sarjana. Bagaimana tidak, sekarang orang-orang berlomba mengatur sosial media mereka sedemikian sehingga menjadi menarik untuk dilihat. Bahkan ada yang rela mengeluarkan sejumlah uang demi tetap eksis di dunia maya.

Sosial media sudah banyak dikenal di berbagai kalangan,dan memberikan berbagai banyak akses yang mudah. Ada yang mampu menjadi alat komunikasi dengan sangat cepat, baik secara tertulis maupun lisan. Lebih canggih lagi, ada yang memberi fasilitas komunikasi yang memudahkan penggunanya untuk bertatap muka, seperti telepon video. Selain itu, ada pula yang mampu dijadikan alat promosi untuk mencari uang dengan cara menjual barang-barang yang dibutuhkan orang-orang.




Bicara tentang sosial media, sudah tahu belum tentang sarjana sosial media? Sarjana sosial media adalah para pengguna sosial media yang secara otomatis menduduku posisi seperti ahli ilmu, yang mengetahui segala perkembangan yang disiarkan sosial media. Menjadi sarjana sosial media tidak perlu menunggu waktu hingga bertahun-tahun, tidak membutuhkan penelitian, tidak perlu membuat tugas akhir, tidak diikat aturan atau pun kurikulum. Sarjana medi sosial hanya perlu menempuh proses serupa observasi yaitu dengan cara mengamati kisruh yang terjadi di sekitar, lalu dengan bebasnya memberikan penilaian berupa komentar yang hanya merujuk pada opini subjektif semata.

Seperti yang sedang marak terjadi beberapa waktu ini, orang-orang sedang dilanda demam politik dan pemerintahan. Lalu para masyrakat dengan sigapnya bertransformasi menjadi ahli politik yang seolah paham sepenuhnya tentang politik. Hal lain pun demikian, ketika ada permasalahan terkait agama pun orang-orang langsung berperan seperti ahli agama. Semudah itukah opini bertebaran tanpa memandang lagi norma-norma yang ada? Hanya dengan bermodalkan ibu jari yang siap mengetik apa saja dan kapan saja, didukung oleh pemikiran-pemikiran seadanya. Mirisnya lagi, terkadang berita yang belum bisa dipastikan kebenarannya sudah mendunia.

Memang, orang-orang diberikan demokrasi berupa kebebasan berpendapat, tetapi sayangnya 'sarjana' ini berkomentar tanpa adanya  dasar dan fakta yang kuat. Bahkan tak jarang pula mereka menggunakan kata-kata yang kasar yang sangat tidak santun untuk disampaikan. Mereka juga tidak peduli dengan pendapat orang lain, dan hanya mementingkan pendapat pribadinya saja. Mengemukakan pendapat di sosial media boleh saja, dan siapa pun bebas beropini. Hanya saja, argumen yang disampaikan sebaiknya dengan cara yang sopan dan saling menghargai pendapat satu sama lain. Selain itu, yang terpenting ialah argumen yang dikemukakan jangan sampai memancing perselisihan yang berujung dengan permusuhan. Alangkah baiknya jika kita lebih berhati hati lagi dalam menggunakan sosial media, harus pintar memilah milah pendapat dengan bijak, dan tidak  untuk menyakiti atau mencemari orang lain. Apalagi sekarang kan tindakan di sosial media sudah diatur dengan undang undang ITE.

Ayolahh, nama bendanya kan handphone bukan hangphone. Kalau dengan handphone, sosial media seharusnya bisa memberi info positif, dan dunia seolah ada di genggaman kita. Namun, dengan hangphone, sosial media hanya memberi dampak negatif yang mencuci otak kita (dengan kata lain otak kita menjadi hang). Jadi, sudah waktunya kita memperbaiki citra sosial media, yaitu menggunakannya dengan bijak, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Jangan sampai jari jemari kita memasukan kita kedalam jeruji besi. Yuk, menjadi pengguna sosial media yang bijak.


#universitasyarsi #ftiyarsi #ilmuperpustakaan #technofest #resensibuku

Cara Membuat DIY Teleskop Sederhana di Rumah

Maret 31, 2018 Add Comment icon tombol pengaturan

Mengamati bintang tentunya menjadi hal yang sangat menyenangkan, apalagi jika menggunakan peralatan astronomi seperti teleskop untuk mengamati objek bintang secara lebih dekat.

Akan tetapi, alat-alat yang digunakan tersebut tentunya memiliki harga yang cukup tinggi sehingga tidak sembarang orang memilikinya. 

Untuk mengatasi hal itu, tutorial ini ditujukan agar dapat membuat teleskop sederhana dengan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat. untuk lebih jelasnya simak langkah langkah berikut:

1. Siapkan alat dan bahan


Ini adalah bagian penting dalam membuat teleskop sederhana, bahan-bahan yang dibutuhkan adalah: 
  • 2 lensa
  • Lem Tembak(Glue Gun)
  • 3. Kertas Hitam Tebal (Karton dengan 2 sisi berwarna hitam)
  • 4.Black Tape (jenis apa saja)

2.  Lensa


Beli dua kaca pembesar(luv). Kaca pembesar yang pertama harus memiliki diameter lebih besar dan daya kekuatan pembesaran lebih kecil (2X, atau 3X). 

Kaca pembesar yang kedua harus memiliki diameter kecil dan kekuatan pembesar lebih besar (6X atau 8X, semakin besar semakin baik).

Untuk itu, belilah kaca pembesar atau bisa juga dengan mencari lensa kaca pembesar di toko-toko.


3. Pembuatan Badan



Gulung kertas hitam untuk membentuk 2 tabung, yang pertama harus sesuai dengan lensa yang lebih besar dan yang kedua harus dapat meluncur di dalam yang pertama dan diameternya sesuai dengan lensa yang lebih kecil.
 
Sekarang hitunglah jumlah dari panjang 2 tabung anda. panjang tersebut harus lebih dari jumlah panjang fokus mereka. Untuk mencari tahu panjang fokus tersebut dapat digunakan dengan menggunakan rumus:

Panjang Fokal (cm) = 25 / Kekuatan Pembesar (2x, 6x, 8x, dll)
                                        


 4. Perakitan




Lem lensa pada tabung yang sesuai dengan diameter mereka. setelah itu satukan dua buah tabung tersebut dengan di lem. 

Pastikan dua tabung menyatu satu sama lain (lihat gambar). Ini adalah langkah yang paling penting di seluruh proses.
 
TIP -Ketika melakukan pengeleman pastikan tidak banyak lem yang jatuh pada lensa karena dapat merusak lensa.


5. Finish


Untuk saat ini teleskop sederhana sudah bisa digunakan, akan tetapi jika digunakan sebagai binokuler bayangan yang dihasilkan akan terbalik, hal itu tidak menjadi masalah jika digunakan untuk melihat bintang di langit.
  
Jika ingin menghitung kekuatan pembesaran teleskop gunakan rumus:
 
M = Panjang Fokal lensa depan / Panjang Fokal lensa kedua